Kenangan menyimpan lebih dari sekedar cerita lama,
ide gila bisa saja muncul tiba-tiba dari kebodohan masa lalu
yang selalu teringat begitu saja.
(Suhan Isfahan)
Cerita ini adalah lanjutan dari Cerita Di Balik Ruang Yang Bisu dan ada sedikit peningkatan dari yang membosankan pada yang absurd dan teological, cerita ini adalah sebuah drama tragic dilematic yang saya sebut "Absurditivitas Story", jadi langsung saja (karna saya bingung menjelaskannya).......
|
shadow of OGIE |
Aku
mulai terbiasa dengan segala kebosanan yang terjadi di ruangan yang bisu ini. Bahkan di
ruangan berukuran 3x4 ini aku telah menemukan bakatku selain melamun, bakat itu
adalah membaca dan menulis cerita. Hanya saja bakat menulisku masih perlu diasah,
karena betapapun kedua bakatku yang lain mendukung bakat menulisku (melamun dan melantur) nyatanya aku
belum mampu untuk mengungkapkan segala pemikiranku dalam bentuk tulisan atau cerita dan kiasan.
Otakku
yang cenderung oleng ke kanan membuat pemikiranku tak bisa fokus, pararel,
impulsive dan tidak realistis. Ideku sulit ditangkap, seolah olah
melompat-lompat, hilang lalu muncul lagi, terbang lalu hilang lagi.
Aku
benar-benar kesulitan untuk menuliskannya secara terstruktur, maka bila suatu
hari aku berhasil menulis sebuh buku pastilah cerita di dalamnya begitu absurd.
Ya, tapi semoga saja buku itu masih bisa dicerna oleh para pembaca.
Untuk
bakat membaca, aku telah terpikir agar aku bisa membaca buku sepuasnya dan
digaji pula. Ide itu sungguh sederhana namun juga mulia karena selain
menguntungkanku sebagai kutu buku, ide ini pun akan sangat bermanfaat bagi
masyarakat, meningkatkan mutu pendidikan dan akan membantu masyarakat kita
keluar dari kebuntuan pengetahuan dan informasi.
Seiring
dengan waktu ide ini akan merubah totalitas dalam bermasyarakat yang syarat
akan mistik dan praktek-praktek klenik menjadi masyarakat yang logis beragama
dan bersahaja. Tak tanggung-tanggung ide ini pun akan segera membangunkan
raksasa yang sedang tidur, yaitu kemampuan manusia mencapai kecerdasan tanpa
batas, kemampuan untuk berhubungan langsung dengan Dia Yang Maha Cerdas. Ide itu
adalah membangun Perpustakaan umum di kotaku, "Negeri Kabut" Lembang.
Bayangkan
saja, bila ada perpustakaan umum yang menampung bacaan-bacaan yang berkualitas
mulai dari buku-buku pengembangan diri sampai komputer berkoneksi Internet,
para pelajar tidak akan lagi terpaku pada buku-buku pelajaran dari pemerintah
yang mahal dan bahkan sama sekali tidak membantu mereka untuk lulus ujian
nasional, sebaliknya mereka akan mulai meminati buku-buku yang meningkatkan
kemampuan imajinasi, pengembangan diri dan kreativitas mereka, membantu mereka
menjadi Cendikia dan mampu berwirausaha.
Para
petani tak akan lagi terpaku pada pacul mereka yang betapapun telah menggali
tanah sampai tumpul tak juga memberikan hasil panen yang memuaskan, sebaliknya
mereka akan mulai mendapatkan informasi tentang teknik-teknik perkebunan yang
canggih mulai dari Hidroponik sampai rekayasa genetika.
Para
kuli bangunan tak akan lagi terpaku pada mandor mereka yang kerjanya hanya
membentak-bentak saja tapi mereka sendiri akan bisa menjadi arsitektur bangunan
yang berjiwa seni dan ramah lingkungan berkat buku-buku arsitektur dari Italy
dan Perancis.
Para
tukang ojek tak akan lagi berebut penumpang yang tak lebih tak kurang hanya
ibu-ibu yang mau ke pasar sebaliknya mereka akan membentuk sebuah orgaisasi
terstruktural dimana para tukang ojek tak hanya akan mendapat giliran mendapat
penumpang namun juga bisa menerima panggilan layaknya perusahaan trevel, berkat
buku-buku management dan pemasaran. Tentu saja semua informasi itu berasal dari
buku-buku dan internet yang bisa mereka baca setiap waktu di perpustakaan umum
secara gratis.
Di
perpustakaan umum itu aku akan mengajukan diri sebagai pengelola, selain karena
itu ideku, tentunya karena aku telah menyiapkan strategi untuk mendapatkan
buku-buku berkualitas dan teknik untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Untuk
itu aku akan meminta mandat langsung dari menteri pendidikan atau bahkan kalau
bisa langsung dari presiden sekalian. Bahkan untuk mewujudkannya, aku telah menulis
sebuah surat untuk mereka yang isinya :
Kepada
Yang Terhormat
Bapak/Ibu
Menteri Pendidikan
Di
Ibu Kota Jakarta
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dengan ini saya mengajukan
dibangunnya sebuah Perpustakaan umum di kota saya-Lembang sebagai upaya
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas Sumber Daya Manusia Negeri ini.
Betapapun telah ada perpustakaan di beberapa sekolah namun saya rasa itu tidak
cukup memadai karena hanya ditujukan bagi para pelajar saja sehingga para
petani, para kuli, tukang ojek dan lainnya tidak mendapat informasi yang mereka
butuhkan di perpustakaan sekolah itu.
Dengan adanya Perpustakaan umum
tentunya ini akan membantu mereka, dan dengan adanya buku-buku berkualitas yang
ditujukan untuk mereka maka insya Allah mereka akan rajin membaca dan dengan
rajin membaca kami para penduduk akan menjadi lebih pandai dalam menyikapi
hidup dan tidak akan tertipu oleh hal-hal yang berbau syirik. Selain itu
kegiatan membaca akan turut membantu menekan angka pertumbuhan sesuai dengan
visi Keluarga Bahagia.
Demi kelancaran misi ini dengan
segala kerendahan hati sayapun berharap Bapak/Ibu sebagai pihak yang berwenang
memberikan saya kesempatan sebagi pengelola Perpustakaan umum ini, di gaji
berpapun saya senang asalkan cita-cita saya mewujudkan Kota Lembang sebagai
Kota yang Sakinah Mawadah Warohmah dapat terwujud. Sekian permohonan saya ini,
semoga Bapak/Ibu Menteri Pendidikan dengan berjiwa besar mau turut
mewujudkannya, untuk itu saya haturkan Terima kasih.
NB : adapun segala sesuatu
yang tidak saya sebutkan diatas, semua
rinciannya akan terjelaskan dalam proposal yang saya kirimkan juga bersama
surat ini.
Wassalam.
Kira-kira
begitulah rencananya, agar si kutu buku ini bisa mendapatkan sebuah pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan bakat membacanya. Ide ini bolehlah terdengar gila
tapi ide gila semacam inilah yang sebenarnya dibutuhkan oleh para pemuda
harapan bangsa, yaitu keberanian bercita-cita, memiliki rencana untuk
mewujudkannya dan bertindak tanpa putus asa. (kayak yang iyah aja yah?)
Adapun
hasilnya, terwujud atau tidaknya adalah urusan Yang Maha Kuasa, kita hanyalah
berusaha dan tak lupa berdoa. Ah, sungguh utopia. Macam Filosof saja aku
bercerita.
Adapun
ide membangun perpustakaan umum hanyalah salah satu dari sekian banyak ide yang
berseliweran saat ini di kamarku yang sunyi. Adapun ide lainnya yang tak kalah
gilanya adalah membangun stasiun radio lokal, dimana stasiun ini tak menyiarkan
musik tapi sebagai gantinya radio ini menyiarkan informasi-informasi menarik.
Acaranya
sendiri berkutik mulai dari membacakan isi-isi buku berkualitas, cerita-cerita
bagus, tips-tips bermanfaat, fenomena-fenomena sosial dan budaya, ide-ide gila
dan tentu saja yang tak kalah penting yaitu rubrik tanya jawab. Untuk rubrik
tanya jawab, setiap pemirsa boleh bertanya apa saja tentang permasalahan yang
dihadapinya dan kami sebagai penyiar akan membantu menemukan solusinya secara
ilmiah bukan secara mistik ataupun supranatural yang mengarah pada praktek
syirik.
Mungkin
ide-ide acara dalam stasiun radio ini akan membosankan bagi sebagian orang tapi
tentu saja jika acara itu dibawakan secara monoton dan tidak profesional. Lain
halnya bila acara-acara dalam radio itu di bawakan secara humor atau
sensasional, ditambah beragam manfaat yang bisa didapat oleh para pemirsanya.
Lagipula
radio ini bersifat lokal dan karenanya target pendengar adalah para petani,
para kuli, tukang ojek, para pemilik warung, pengangguran dan profesi lain yang
banyak dilakoni oleh masyarakat Lembang khususnya dan Bandung pada umumnya.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa acara radio ini bisa berkembang ke
kota-kota lain karena sifatnya yang memberikan pelayanan bagi masyarakat luas
dan tidak bersifat komersil.
Adapun
yang menjadikan ide membangun stasiun radio lokal ini sebuah ide gila adalah karena untuk
mewujudkannya aku akan meminta bantuan pada Menteri Telekomunikasi dan
Informasi.
Canggihnya
lagi adalah aku hanya perlu mengubah sedikit saja isi dari bagian surat yang
akan dikirimkan pada Menteri Pendidikan untuk disesuaikan sebagai isi email permohonan
yang akan kukirimkan ke situs Depkominfo.
Tentu
saja ini semua baru sekedar ide, tapi apa salahnya mencoba untuk melakukannya,
terserah para Menteri itu atau orang lain akan bilang apa, yang jelas mereka
harus percaya bahwa aku benar-benar ingin mewujudkannya. Bukan hanya sekedar
cara bagiku untuk memperoleh pekerjaan tapi juga sebagai wujud pembelaanku
menegakkan moral ber-Pancasila dan berkaya membangun bangsa.
.......Oke saya akui, saya telah banyak membual, tapi saya sudah jelaskan itu di cerita sebelumnya, anda mungkin menganggap cerita ini sampah, tapi ahh apa peduli saya? salah satu kenapa cerita ini saya publish di blog OGIE adalah karena cerita ini memang sampah, penerbit mana yang mau menerbitkan cerita nyata OGIE si "gila", pembaca mana yang mau menghargai karya sesama? sesama orang gila?
Baiklah,, jika anda tidak gila maka buktikan itu dengan nge-like OGIE di Facebook dan follow twitter nya @ogienugi ,, yaa saya memang sedang mempromosikan diri, tapi bukan untuk tujuan komersil, semua itu hanya untuk bersenang-senang,, sekali lagi,, senang-senang,, ayo sekali lagi! tambahkan echo nya gemakan nada belakangnya,, SENANG-SENANG,, NANG,,NANG,,NANG...........
TERIMA KASIH,, SIH,SIHH,SIHH,,,,,,