Bila boleh diibaratkan puisi hidupku ini seperti menjadi PELAUT,
miskin
bukan karena tidak punya laut tapi karena tidak punya kapal,
sengsara
bukan karena tidak punya uang tapi karena uang tidak bisa jadi umpan ikan,
haus
bukan karena tidak ada air tapi karena hanya ada air laut yang tidak bisa
diminum, asin dan kering,
bila
hujan kehujanan, bila panas kepanasan, bukan karena tidak bisa berteduh tapi
karena bila kita berteduh kita akan terbawa ombak, hanyut dilahap gelombang
pasang,
sepi
dan sendirian, bukan karena tidak memiliki teman tapi karena teman yang
dinantikan tak bisa menyebrangi lautan,
selalu
berharap pasang akan membawa pulang tapi badai justru datang
menjauhkan
kita dari daratan,
HORIZON,
HORIZON, hanya ada HORIZON
Gelombang,
Pasang, Ikan, Angin, Air Asin, puisi dan Harapan.
Ah,
Bila Tuhan berkehendak aku hanya ingin mati di LAUT, di atas altar suci yang
membasahi ari-ari hingga hati, mengapung diantara sapuan air yang suci
mensucikan,
jauh
dari kekejaman daratan dan penghuninya yang hingar bingar,
burung
camar bernyanyi dan ahh ini bukan puisi,
aku bukan pelaut tapi dalam kalut,
kemelut.
"galau kata orang sebrang"
"galau kata orang sebrang"
author by OGIE
0 komentar:
Posting Komentar