Cerita Di Balik Ruang Yang Bisu



Menarik diri dari masyarakat tanpa berinteraksi,
menangis, tersenyum-senyum dan tertawa sendiri
adalah tanda-tanda gangguan jiwa. 
(puisi sarkastik)


Cerita ini adalah lanjutan dari cerita A Dramatic Tragical Hi-story, agak sedikit membosankan tapi ini adalah cerita nyata kehidupan OGIE si "gila". Percaya atau tidak baca saja! mudah-mudahan ada maknanya.......

cerita nyata
orang gila endonesia

Sejak pengunduran diriku-begitu yang dikatakan Mba Sri meski bagiku itu adalah pemecatan paling dramatis, aku larut dalam kesendirian di kamarku yang sepi. 

          Aku kehilangan selera untuk menjalani kehidupan di luar sana. Aku bagai menjelma menjadi seorang petapa. Tiada makna hanya cerita belaka.

Selain makan, tidur dan melamun aku hanya menghabiskan waktuku untuk membaca buku di kamarku, mulai dari cerita fiksi hingga pengembangan diri, jika aku bosan membaca maka kadangkala aku menonton TV yang ternyata jauh lebih membosankan, tidak ada cerita hanya iklan. 

Dan memang sejauh yang kutahu, apapun yang kulakukan saat menganggur ternyata akan menjadi kegiatan yang sangat membosankan.

 Sebenarnya aku juga tak ingin menganggur seperti itu tapi betapapun aku telah mencoba melamar pada semua perusahaan yang ku tahu, tak satupun dari perusahaan-perusahaan itu yang mau menerimaku, dan mendengar cerita ku yang menyentuh.

Bahkan aku telah mempraktikan semua jurus yang diajarkan oleh Napoleon Hill dalam buku saktinya “How To Sell Your Way Through Life” untuk mendapat pekerjaan namun tetap saja yang kuterima hanyalah penolakan-penolakan. Sungguh menggiriskan. Padahal buku itu kubeli dengan sisa gaji terakhirku, dan di sela-sela kegagalanku mendapat pekerjaan aku juga kehabisan uang karena buku itu.

Aku telah belajar bahwa segala sesuatu memiliki hikmahnya, bahwa Tuhan tidaklah akan menyia-nyiakan usaha hambanya, tapi sejauh ini tak kudapati hikmah apapun dari mengangur dan aku mulai merasa putus asa. Hari demi hari terlewati begitu saja. Aku semakin membenamkan diriku dalam kamarku yang bisu, membaca lagi semua buku-buku lamaku, cerita humor dan realita.

Meski sungguh sangat membosankan namun aku tak dapat berpikir lagi tentang apa yang bisa kulakukan. Hanya membaca dan membaca saja yang kupikir adalah kegiatan yang suatu saat akan memberikanku manfaat. Betapapun aku tak mendapat hikmah dan pelajaran apapun dari menganggur aku mulai membiasakan diri untuk memperoleh hikmah dan pelajaran itu dari membaca dan cerita bermakna.

Entah sosok siapa yang merasuki pikiranku, kahlil atau shakesphere? tapi ketika aku terbuai oleh bacaan-bacaanku itu, perlahan aku pun mulai tertarik untuk menulis cerita dan beberapa puisi, sungguh melankolis, bukan karena aku menyukainya tapi lebih karena aku tak punya kegiatan lain yang lebih berguna.

Semua yang kutulis mungkin akan sangat memalukan bila sampai di baca orang, beberapa hal bertemakan kekecewaanku pada pemerintah dimana isinya hanya puisi caci-maki pada para pejabat yang korupsi, beberapa lagi cerita bertemakan keadaanku saat itu mulai dari bangun pagi hingga malam hari yang terangkum dalam suatu ruang yang bisu, kamarku.


Kulihat awan kelabu

tutupi langit biru

kudengar teriakan orang

dan aku masih terdiam

bosan,,, bosan aku sendirian

aku ingin berpetualang

menaklukan ketidakpastian

menantang jurang keputusasaan

aku ingin berlari, mengejar mimpi-mimpi

tapi,  sendiriku terkapar kaku

di sebuah ruang yang bisu

tak ada yang dengar kubicara

tak ada yang jawab jika kutanya

ah,, kenapa tak bakar saja aku

biar hangus jadi abu

biar hilang enyah tak ada

biar cepat masuk surga

tubuhku lelah, nafasku terengah

dan aku masih menengadah

menatap awan kelabu  yang tutupi langit biru

dan masih saja kudengar

teriakkan orang-orang yang bingar


***


Cerita berlanjut ke Absuditivitas Story ........


author by OGIE


SHARE

Suginugi

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar